Masukkan kata kunci

Kamis, 05 Juni 2014

Heuristic Evaluation



How to Conduct a Heuristic Evaluation

Summary: Heuristic evaluation involves having a small set of evaluators examine the interface and judge its compliance with recognized usability principles (the "heuristics").
The 10 most general principles for interaction design. They are called "heuristics" because they are more in the nature of rules of thumb than specific usability guidelines.
Visibility of system status
The system should always keep users informed about what is going on, through appropriate feedback within reasonable time.

Match between system and the real world
The system should speak the users' language, with words, phrases and concepts familiar to the user, rather than system-oriented terms. Follow real-world conventions, making information appear in a natural and logical order.

User control and freedom
Users often choose system functions by mistake and will need a clearly marked "emergency exit" to leave the unwanted state without having to go through an extended dialogue. Support undo and redo.

Consistency and standards
Users should not have to wonder whether different words, situations, or actions mean the same thing. Follow platform conventions.

Error prevention
Even better than good error messages is a careful design which prevents a problem from occurring in the first place. Either eliminate error-prone conditions or check for them and present users with a confirmation option before they commit to the action.

Recognition rather than recall
Minimize the user's memory load by making objects, actions, and options visible. The user should not have to remember information from one part of the dialogue to another. Instructions for use of the system should be visible or easily retrievable whenever appropriate.

Flexibility and efficiency of use
Accelerators -- unseen by the novice user -- may often speed up the interaction for the expert user such that the system can cater to both inexperienced and experienced users. Allow users to tailor frequent actions.

Aesthetic and minimalist design
Dialogues should not contain information which is irrelevant or rarely needed. Every extra unit of information in a dialogue competes with the relevant units of information and diminishes their relative visibility.

Help users recognize, diagnose, and recover from errors
Error messages should be expressed in plain language (no codes), precisely indicate the problem, and constructively suggest a solution.

Help and documentation
Even though it is better if the system can be used without documentation, it may be necessary to provide help and documentation. Any such information should be easy to search, focused on the user's task, list concrete steps to be carried out, and not be too large.
I originally developed the heuristics for heuristic evaluation in collaboration with Rolf Molich in 1990 [Molich and Nielsen 1990; Nielsen and Molich 1990]. I since refined the heuristics based on a factor analysis of 249 usability problems [Nielsen 1994a] to derive a set of heuristics with maximum explanatory power, resulting in this revised set of heuristics [Nielsen 1994b].

Nielsen, J. 1995. How to Conduct a Heuristic Evaluation. http://www.nngroup.com/articles/ [terhubung berkala] (5 Juni 2014)

Rabu, 19 Februari 2014

Volvo, Mobil Kemudi Otomatis

             
Volvo Cars akan memimpin dalam proyek berskala besar untuk pertama kalinya bagi mobil dengan kemudi otomatis, alias mampu menyetir sendiri –mereka menyebutnya autonomous driving. Pada tahap ini, 100 mobil Volvo akan menggunakan jalan raya umum dalam berbagai kondisi pengendaraan sehari-hari. Kota yang dipilih adalah Gothenburg di Swedia.

Volvo, perusahaan otomotif Swedia yang kini dimiliki China, mengemukakan hal tersebut awal pekan ini. Proyek perintis itu dinamakan "Drive me" dengan anggaran 500 juta kronor (sekitar 72 juta dolar AS). Pencanangan proyek “Drive Me – Self-driving cars for sustainable mobility” adalah sebuah inisiatif bersama antara Volvo Car Group, Swedish Transport Administration, Swedish Transport Agency, Lindholmen Science Park dan Pemerintah Kota Gothenburg.

Kendaraan pertama tanpa pengemudi tersebut punya kecepatan maksimum 70 km/jam dan akan lalu-lalang sejauh 50 km di jalan-jalan tertentu termasuk yang padat lalu-lintasnya. Proyek tersebut dimulai 2014 dengan diawali riset pelanggan dan pengembangan teknologi. Mobil tanpa pengemudi itu menerima data dari kamera 360 derajat, GPS, dan sensor-sensor yang berfungsi sebagai "mata" dan "telinga".

Proyek “Drive me” ini berfokus pada hal-hal seperti bagaimana mobil autonomous membawa manfaat sosial dan ekonomi dengan meningkatkan efisiensi, lingkungan lau-lintas dan keselamatan jalan raya. Selain itu pemenuhan infrastruktur bagi autonomous driving; situasi lalu-lintas yang khas yang layak bagi mobil-mobil autonomous; keyakinan kustomer pada mobil autonomous serta bagaimana interaksi pengemudi dengan mobilnya yang ternyata mampu menyetir sendiri. Proyek ini akan dimulai pada tahun ini dengan riset kustomer dan pengembangan teknologi, termasuk pengembangan fungsi user interface-nya. Mobil pertama diharapkan sudah melaju di atas aspal kota Gothenburg pada tahun 2017.
Proyek “Drive Me” akan membantu menetapkan peran dari mobil kendali otomatis dalam perencanaan kota di masa depan. Dengan memetakan jalan untuk penggunaan lahan yang lebih efisien, mereka bisa berkontribusi mengurangi investasi untuk infrastruktur. Mobil kendali otomatis juga dapat memperkaya kehidupan kota dalam cara lain, seperti mengurangi emisi, dengan demikian meningkatkan kualitas udara dan keselamatan lalu-lintas. Sebenarnya, ada lagi manfaatnya secara individual. Karena proyek ini akan mengubah secara mendasar cara pandang berkendara kita. Sebagai pengemudi di masa depan, kita bisa merencanakan memadukan autonomous dan active driving agar lebih efisien dalam aktivitas sehari-hari. Autonomous driving akan memandu perjalanan lebih efisien di belakang setir. Pengemudi atau pemilik mobil bisa berinteraksi melalui ponsel atau tablet masing-masing. “Teknologi berkendara otomatis memungkinkan kita memindahkan kendali sepenuhnya kepada mobil saat diperlukan,” tambah HÃ¥kan Samuelsson.
Pertumbuhan mobil kemudi otomatis diperkirakan akan melebihi pertumbuhan mobil listrik yang masih akan terkendala mahalnya baterai, kata peneliti IHS Egil Juliussen.

Senin, 11 Maret 2013

Yang ngebuat gw sadar tu .. dy .!

Teh apa kbr ? sms adk gw, memberhentikan aktivitas gw.
Baik alhamdulillah. Dsana ? respons gw standard.
Baik teh alhamdulillah. Teh, nnt klo Uqon k Malaysia, mo nitip ap? Adk gw mulai nanya serius.

Alhamdulillah, adk gw berhasil lolos seleksi Scrabble Competition tingkat Provinsi untuk seleksi k Asia Tenggara, yg th ni d selenggarakan d Mlysia. Wkt gw pulg, gw sempt qsii suggest k dy dan gw yaqin dy bakal lolos. Gw berdoa.ALLAH Maha mengabulkan doa. Alhamdulillah, sore nya . .
Teh, Uqon lolos seleksi . Kira2 gtu dy sms k gw.

Gw tersadar setelh nerima sms itu. Adk gw peduli bngt am gw, seberapa jauh gw dr ny, sesibuk apapun gw, dy msih tny kbar dan inget am gw. Mungkin terdngar sepele, tp gw ngerasain perasaan ksih syang saudara yg "sesungguhnya" dr dy.

"Teh, lu jng bandel. Qasiiyan tu ntar Bapak Ibu pusing liat lu kek gni," dy nasehatin gw.
Gw mikir, adk gw aj peduli am gw yg ndak mo liat gw "dipusingin" am Bonyok gw. Di  lain wkt. .
" Lu ni cewek. Jng kek cowok, dilaknat ALLAH lu ntar, masuk neraka," tu kt adk gw wkt gw "ngangkang" dan betingkah "tomboy".

Saat gw lg mqn breng kluarga, slesai mqn tu dy bilng,"Dihabisin nasi di piringnya, jgn disisain. Qasiiyan fakir miskin." Gw tertohok.

Awalnya, gw berkilah krn dy emg 1 cwo dr 4 bersaudara. Tp perkiraan gw meleset! Kmr dy lebih rapi dr kmr gw (ketahuan dech!). Dy hemat super tingkat dewa menurut gw. Dy ndak prnh minta sesuatu apapun dr bonyok. Sampe suatu hari . .
"Ma, Uqon tu beliin sepatu, qasiiyan tu udh jebol," gw ngadu wkt gw tw sepatu Uqon sobek.
"Iya. Uqon emag gitu. Ndak pernah mo bilng klo ad ap2. Makanya qt yg hrus rajin ngontrol, brng2 ap aj yg udh ndak layak pakai bwt dy," urai nyokap gw.

Gw geregetan. Mo marah am dy, tp perbuatan dy mulia. Mo netesin air mata, tp gw keliatan bngt cengeng nya ntar (jaim dikit). Akhirnya, gw hanya bs berdoa . .

"YA ALLAH, mudahkanlah segala urusannya. Bimbinglah langkahnya di jalan Mu. Jadikanlah ia salah satu manusia shaleh diantara manusia-manusia pilihan Mu Ya ALLAh, karena dy pantas mendapat ridho Mu." Aaaamiiinn .. :)

> for Muhammad Furqon, keep Fighting in Malaysia. ALLAH is always by your side. ;)   

Suatu malam di Asrama

KONYOL !
Itu kesan gw di asrama hr ni, tept ny sore hingga menjelang gw terkapar.

Sore. . .
Saat di lantai 6, .
"Tanteeeeeeeeeeeeeeeeee . . Gw kngen lo" suara Kiki ngebuat gw kebayang SMA.
"Sama Ki, gw jg !" agak sedih gw ngejawab.
Qt cerita bareng, menggila ( dalam keadaan seadanya, style ndak nunjukin mahasiswi SAMSEK ! :D ) dan yg lebih so sweet lg . .Ada PELANGI ! ( mungkin pelangi itu menemani keharuan cerita qt B-) ).

Mlm ny, sekedar menenangkan diri , mo blogging cerita ny . .
Tb2 . .
"Jiiiii . .(pke J, bukn Z), Erika mana?" sseorang dtg. nayain Erika. Erika tu tmn sekamar gw ceritanya . .
" Tw dmn " gw jwb singkat. Dlm hti gw ud agk ndak enk nich, dy dtg. Dan benar . . .
Ke kocakan itu step by step menimpa diri gw mlm ni krn kedtngan ny,.

Dy asyik am lepi gw, sedngkn gw berpesta mqnan am org2 konyol jg . .:D
"Ji, tlg ambilin pilus dong, " udh mulai aneh. Gw ambilin, dy ambil dikit. Gw pkir ckup sampe disitu, dan ternyata ..
"Di buka dong itu pilus nya 1 lagi. Mau lg aku nya," kt dy datar. Jeger !!! Ok gw biarin, toh, itu pilus bukn punya  gw. Gw pke hand spray, dy minta, tp pke nuduh dl, krn itu ndak ad label ny, " ni air putih y?" pin ndak gw qsii rasa nya.

Gw ngebantuin dy nyelesain tugs nya, dy terharu, ngerangkul gw, tp cara ny salah.! Dy pegng leher gw dng tangan polos nya, gw geli dan . . GUBRAKKKKKKK !

Gw terpeleset dr duduk gw, terkapar di kursi, dan lo tw dy gmn ? TERSUNGKUR dng tngan yg pegng cangkir kosong dan posisi dy dramatis bngt.! kaki 1 d kursi, 1 ny lg d lantai dan dy ngakak ndak brenti2. . Gw tny, "lo knp?" dan dy jwb, "mo ambl air minum, tp krn jtuh gr2 Zi, jd tumph air ny." Dan air tumpahan ny ngenain tmn gw y bju nya kuyup krn dy !
Gw ngebatin, udh tah ngebuat gw jtuh, numpahin air, ngebecekin kmr gw, ngenain tmn gw pula !

KONYOL !
Sampe gw nulis cerita ni, tu ank ndak pergi2 dr kmar gw . .:(
 


Jumat, 08 Maret 2013

Yang hilang itu . .

Friends, ada yg hilang dr khidupn gw. .

Gw telusuri, gw cari, msh tak berarti  .

Gw rasa, gw coba, gw usaha, msih tak berdaya.

"Lo berubah Zi, ada yang beda. Zi yang sekarang, bukan kayak Zi yang gw kenal dl. Bukan Zi tmn gw yg ceria, bukan Zi yg suka ngebantu orang. Gw ndak tw lo knp,. " tmn gw bilng gtu.

Asal mereka tahu, gw pun begitu ! Mengalami hal yg sama, yg gw pun ndak tw itu ap. Gw coba introspeksi, yg ada gw menyalahkan diri sendiri, terkesan ndak mensyukuri. Gw coba bertawakkal, yg ada pikiran gw tambah bebal.

Lo hidup di dunia tu cuma sementara. Coba lo pikir, buat apa jahat, buat apa maksiat, buat apa jadi pengkhianat, kalau toh akhirnya, lo yang bakal dilaknat di akhirat.? Neraka Coy, tempat tinggal lo ntar disana Coy . .! Jangan cuma dengerin, pikirin.! Lo inget gambaran Alquran yang menggambarkan kehidupan lanjutan. Ndak ada guna, bersenang-senang di dunia. Taubat sebelum terlambat. Waktu ndak akan terulang, manfaatkanlah peluang. INI NYATA, NERAKA DEPAN MATA !  

Gw terbangun terduduk.! Sosok bayangan yang mendatangi gw, makin mendekati d alam mimpi. Gw hmpir nangis !
INGET KENANGAN GW, DOSA GW WKT SMA, TINGKH LAKU GW  YANG SUKA NGOMONGIN ORANG, MENYINGGUNG ORANG LAIN, MEMBUAT ORANG LAIN MARAH,. & DOSA AMA ORANGTUA GW YANG JAUH DISANA !

Gw tersadar kalau setelh ini, gw ndak akan tinggl lg am Ortu gw,. Ndak akan serumh lg,. SMP tu masa terakhir gw bs merasakn ksih syang & indahnya keharmonisan dng kluarga gw. Setelh ini, ndak akn ad lg gw yg bntu Mama, ndak ad lg adik gw yg main am gw, ndak ad lg gw yg cuma bwt Mama ngelus dada liat kenakalan gw ..
Setelah ini , nda akn ad lg tawa canda breng kluarga, krn  . . . . .  qt akn mndiri,! Dqsii kepercayaan mencari, tinggl bersama pilihn hdup, membntuk kluarga kcil sndiri, yg ndak akn lg bersma ortu.
Ini saatnya qt memanjakan mereka, orangtua.!

Dan akhirnya, gw nemuin apa yang hilang dr hdup gw . .
IMAN & TAQWA,
yg gw pun ndak bs lg menjamin khidupn akhirat gw nnt d sana .

Sabtu, 22 Desember 2012

Kasihannya teman saya . .

Subhanallah banget ya, punya teman yang tabah & tegarnya luar biasa. Dia punya prinsip, sehingga tak jarang terkadang banyak orang yang tak sejalan dengan pemikirannya, bahkan, tehadap yang lebih dewasa sekalipun. Ceria & humoris, namun agak sedikit tertutup. Lebih suka menyendiri dibanding berkumpul bersama teman-temannya. Sudah banyak orang yang mengomentari negatif terhadap dirinya, namun, tak sedikit pula orang yang mendukung komitmennya dalam hidup.

"Kok lo nggak ngumpul tadi?" tanya temannya dia.
"Nggak. Untuk apa kumpul kalau toh akhirnya tugas nggak kelar juga. Mending sendiri kan, selesai, baru kumpul, sharing," jawabnya.

Ya, sedikit individualis. Ia berpikir, meski itu tugas kelompok & membutuhkan kerjasama, namun kumpul tapi tak kunjung selesai, lebih baik menyelesaikan sendiri dulu, baru kumpul untuk didiskusikan. Makanya, tak heran jika jarang orang yang mengajak ia dalam kelompok.

Suatu hari .. 
"Zi, gua mau curhat!" suaranya tiba-tiba mengagetkan saya.
"Kenapa?" saya terheran-heran mendengarnya.
"Gua . .Gua . .suka sama orang,"
"Siapa?"
"Ada lah pokoknya,"
"Hmbbbb . .OK, kalau nggak mau kasih tahu nggak papa. Udah, curhatnya itu doang ?"
"Ada lagi Zi . ."
"Apaan emang?"
"Aduh Zi,. Gua  . .. ,"
"Loh??? Santai aja kali. Nggak akan buka mulut kalau curhatan orang mah saya nya,"
"Gua cabut dulu Zi. Kalau udah siap mental, gua lanjutin curhatnya," ujarnya setengah berlari.
"Yoyoi." Aneh, pikir saya. Mau curhat aja kok nunggu siap mental, kayak apa aja!
 - - -
Gua pingin ketemu lo. Gua tunggu di depan. Ada hal yang perlu diomongin., pesan masuk darinya ke HP saya membuat saya bersemangat. Mudah-mudahan, dia udah siap mental.
". . . Jadi gitu ceritanya Zi," ucapnya sedih.
" Owh, kalau gitu, ya udah, nggak usah lagi ingat dia. Ingat ALLAH aja," saran saya cengar cengir.

Jadi readers, teman saya itu suka dengan orang. Orangnya juga menanggapi. Kalau dari cerita dia, saya rasa mereka saling mengetahui perasaan masing-masing. Cukup lama mereka berkomunikasi, akhirnya, teman saya diberitahu oleh soulmate nya kalau orang yang dia suka, berbagi rasa pula terhadap orang lain, bahkan sudah menjalin hubungan, sejak teman saya belum suka dengannya. Maksud, nggak ?

Ya ALLAH teman saya ni. Mau cerita gitu aja kok pake mental.?! Saya pikir teman saya cerita tentang masalah pribadinya kategori kelas berat, ternyata, teman saya broken heart karena di PHP in ama orang yang dia suka.

 Seketika saya teringat dia saat curhat tadi mengatakan dengan suara agak meninggi . .
"Gua nggak habis pikir kenapa dia bisa sebegitunya PHP in gua! Kenapa nggak bilang dari awal kalau emang dia masih pacaran?!"

      

 

"Bu, maafin teteh Bu .. "

"Yaela, cuma ama nyokap lo doang ini. Bilang aja tugas sekolah," saran Bela.
"Oke dech. Yaudah, tunggu gua ya," Zi memutuskan.
Tuuut . .Tuuut . .
"Halo,. Bu, maaf ya, teteh Minggu ini nggak bisa pulang, soalnya ada tugas sekolah yang harus dikerjain. Tugas kelompok, dikerjain besok," jelas Zi otp kepada Ibu nya.
"Iya Nak. Nggak papa. Belajar yang rajin ya," doa Ibu Zi, nun jauh di sana.
Jantung Zi berdesir. Kebohongan yang ia ucap pun, ditanggapi, bahkan didoakan oleh Ibunya. Astaghfirullah,,, seandainya . . 
"Zi, lo nggak papa kan?" Bela mengejutkan Zi.
"Oh, eh, nggak papa. Cabut yuk," ajak Zi.
 - - -
Zi tinggal di sebuah indekost yang tidak terlalu jauh dari sekolahnya, SMANDING. Memakan waktu sekitar 1 jam 45 menit lah, dari rumah hingga indekostnya. Setiap Minggu, ia bisa dengan bebas memilih untuk pulang ke kampung halamannya atau tidak, karena memang jarak yang tidak terlalu jauh & transportasi yang cukup lancar. Ia memang sengaja memilih merantau untuk Sekolah Lanjutan, karena selain keinginan orangtuanya pun, Zi sudah bertekad untuk belajar mandiri sejak dini. Hal ini terbukti ketika umur 7 tahun, ia diantar oleh ayahnya ke rumah nenek di Cilegon, Banten untuk menghabiskan liburan di sana bersama sanak saudara. Kemudian Zi ditinggal pulang ke Lampung oleh ayahnya, setelah cukup, baru dijemput kemudian. Subhanallah. . Zi hanya tersenyum sendiri membayangkan hal itu.

Hari itu, Zi pergi sekolah seperti biasa. Di sekolah, hampir semua mata pelajaran yang diajarkan hari itu, tidak lebih dari 50 % yang ia tangkap, per masing-masing mata pelajaran. Ketika lonceng sekolah berbunyi, menandakan berakhirnya KBM, seketika itu juga Zi bergegas tanpa memikirkan gurunya yang sedang menjelaskan di depan kelas. Ia pulang sekolah dengan terburu-buru. Jalanan sepi. Hanya terik matahari yang menemani langkahnya & debu-debu yang beterbangan seolah menghalangi langkah Zi untuk cepat sampai di rumah. Terowongan rel kereta api yang menjadi jalur menuju rumah Zi tampak berbeda suasana nya saat dilihat Zi dari kejauhan. Ya ! Tampak sesosok manusia mengendarai kereta menuju ke arahnya. Semakin mendekat. . mendekat . .dan . .
"Berhenti.!" Teriak Zi.
Seketika kereta berhenti di hadapan Zi.
"Saya ingin menumpangi kereta itu karena rumah saya masih jauh. Ayolah, kasihani saya. Beri saya tumpangan," pinta Zi pada kusir kereta itu.
Sang kusir menoleh ke arah Zi, menatapnya lekat-lekat seolah-olah ingin mengucapkan sesuatu.
"Segera pulang. Keluarga menunggumu di rumah," ucap sang Kusir, sembari berlalu meninggalkan Zi yang berdiri terpaku.
"Tungguuuuuuuuuuuuu . ." Zi geram. Mengapa kusir itu tak memberi saya tumpangan, padahal ia tahu keluarga saya menunggu di rumah? Aaarrrrgh ! Sial ! pikir Zi.
Zi setengah berlari melanjutkan perjalananannya. Sudah tampak rumahnya dari kejauhan. Namun, mengapa ada yang berbeda ? Bendera kuning yang tertancap di salah satu sudut halaman rumahnya, ditambah kerumunan orang-orang, makin membuat jantung Zi berdegup kencang.
"Mama.!" Zi menerobos masuk kerumunan dan...
Buk !
Zi terbangun dari tidurnya. Huft, alhamdulillah. Syukur, hanya mimpi, batinnya. Ia termenung, membayangkan mimpi yang baru saja dialaminya. Ya ALLAH, seberapa banyak dosa yang telah hamba lakukan terhadap beliau ???
---
"Gua pulkam hari ini Bel," seru Zi dengan mata berbinar ketika bertemu Bela, teman sebangkunya yang amat unik di mata Zi.
"Jangan lupa, oleh-oleh,"pesan Bela.
"Kayak mau kemana aja.?! Lusa juga ketemu," timpal Zi.
"Nah, justru karena itu, makanannya bisa langsung cepat dimakan, nggak nunggu lama-lama," seloroh Bela tak mau kalah.
Memang, sahabat Zi yang satu ini, masih saja tetap berperawakan kurus, bahkan bisa dibilang kerempeng oleh Zi, karena meski sudah makan dan ngemil berkali-kali, tetap saja berat badannya berkisar di bawah 45 kg.! Miris!

Pukul 19.30 WIB.
Zi sampai di surganya, sesuai dengan pepatah, rumahku, surgaku, begitu pikirnya. Setelah berbenah, ia teringat mimpinya beberapa waktu lalu.
"Ibu, teteh sayang dech ama Ibu," ucap Zi pada Ibunya ketika keluarga Zi berkumpul di ruang tamu.
"Kenapa kali teteh ni?" Ibu Zi terheran-heran.
Memang, keluarga Zi menganggap hal itu seperti hal yang agak aneh jika diutarakan. Ayah Zi berprinsip, "Kalau memang memiliki perasaan, tujuan & impian, maka bertindak.! Tak perlu menggunakan & mengungkapkan dengan kata-kata, apa yang dirasakan & diinginkan, tapi, tunjukkan dengan tindakan!" Cukup membuat diri Zi beserta adik-adiknya terbiasa memendam apa yang dirasakan & diinginkan.
Esok sorenya, Zi harus kembali ke indekost nya, melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelajar, belajar.
"Ibu, teteh balik ya. Ibu hati-hati disini, jaga kesehatan," ucap Zi.
"Iya Nak. Teteh juga disana hati-hati, jaga kesehatan, makan yang banyak dan teratur. Belajar yang benar, biar cita-citanya tercapai. Ibu sama Bapak disini nggak tahu teteh disana kayak mana, tapi ALLAH Maha Tahu apa yang teteh lakuin," pesan Ibu Zi.
Zi terdiam, menatap wajah Ibunya lekat-lekat, mencium tangan, memeluknya seolah tak ingin lepas dari sosok yang telah membentuk dirinya hingga kini.

Bus yang membawa Zi menuju indekostnya membuat Zi menerawang masa lalunya.
"Kenapa Ibu nggak ngebolehin teteh maen? Teman-teman teteh boleh ama orangtuanya, kenapa Ibu nggak?" bentak Zi sembari menangis di Ruang Tamu rumahnya.
"Ibu bukan nggak ngebolehin maen lah nak, tapi teteh bobok siang dulu. Ntar Bapak pulang, senang ngeliat teteh nurut," jelas Ibu Zi dengan sabar.
"Ibu mah jahat, nggak kayak Ibu teman-teman teteh yang lain, pada baik-baik semua," Tangis Zi semakin keras. Zi berlari menuju kamarnya, menabrak ibunya yang menghalanginya.
"Teh, nggak boleh gitu ama Ibu. Teh, , , Teh . ." Ibu Zi memanggil manggil Zi yang langsung menutup pintu kamarnya.
Zi terisak di tempat tidurnya, kesal. Menghela napas dan tiba-tiba terlintas pikiran,
Mengapa saya tega melakukan hal itu terhadap Ibu, padahal, nggak boleh durhaka ama orangtua, ntar dikutuk kayak Malin Kundang.?
Segera Zi beranjak dari tempat tidurnya, keluar kamar menghampiri Ibunya yang terduduk di Ruang Tamu.
"Bu, maafin teteh Bu .." ucap Zi membuyarkan lamunan Ibunya. Ibunya menoleh, menatap Zi dengan penuh kasih sayang. Bagaimana Zi mendurhakai sosok yang tak pernah menuntut balas atas kebaikan yang beliau lakukan terhadap Zi ?
"Ibu, maafin teteh udah bentak bentak Ibu. Iya, teteh bakal nurut ama Ibu. Teteh bobok siang," isak Zi meminta maaf pada Ibunya.
"Iya, Ibu juga udah maafin,." senyum Ibu Zi semakin membuat Zi bersalah.
"Ibu, maafin. Teteh udah salah sama Ibu. teteh jahat sama Ibu," tangis Zi semakin keras.
Ibu Zi merangkulnya, memeluk Zi erat-erat seolah mengatakan bahwa beliau sudah memaafkan Zi sebelum Zi meminta maaf.

Ya, itu masa lalunya dulu, saat ia masih berumur 5-7 th. Saat ia masih dengan sangat mudah meminta maaf & mengakui kesalahan pada Ibunya. Tapi kini ??? Di usia Zi yang 17 th, Jangankan meminta maaf,  berkata jujur pun sudah sangat sulit dilakukan, apalagi mengakui kesalahan. Gengsi terhadap apa yang telah kita perbuat, apalagi meminta maaf kepada Ibunya, seolah diri Zi di posisi kalah. Zi pun tak ingat, kapan terakhir kali ia mengakui kesalahan & meminta maaf terhadap Ibunya.
Astaghfirullahaladzim ! 
   
Rinai  hujan yang menetes di kaca jendela bus yang ditumpangi Zi, seakan bertanya kepada Zi, "kapan kau akan meminta maaf atas kesalahanmu terhadap Ibumu seperti dulu lagi?"
Saat itu, Zi sangat ingin menemui Ibunya dan berkata . . 
"Bu, maafin teteh Bu .. "